Inovasi disruptif biasanya merupakan kata kunci di Silicon Valley, dan bukan sesuatu yang umum dikaitkan dengan diskusi tentang pasar bensin.1 Namun, beberapa tahun terakhir di Tiongkok telah menyaksikan munculnya potensi disruptif: kendaraan listrik kecepatan rendah (LSEV). Kendaraan kecil ini biasanya tidak memiliki daya tarik estetika Tesla, tetapi lebih baik dalam melindungi pengemudi dari cuaca daripada sepeda motor, lebih cepat daripada sepeda atau e-bike, mudah diparkir dan diisi dayanya, dan mungkin yang paling menarik bagi konsumen baru, dapat dibeli dengan harga mulai dari $3.000 (dan dalam beberapa kasus, bahkan lebih rendah).2 Mengingat pentingnya Tiongkok bagi pasar minyak global, analisis ini mengeksplorasi peran yang dapat dimainkan LSEV dalam mengurangi pertumbuhan permintaan bensin di negara tersebut.
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan armada LSEV Tiongkok mencapai 4 juta kendaraan pada pertengahan tahun 2018.3 Meskipun kecil, jumlah ini sudah setara dengan sekitar 2% dari mobil penumpang Tiongkok. Penjualan LSEV di Tiongkok tampaknya melambat pada tahun 2018, tetapi produsen LSEV masih menjual hampir 1,5 juta kendaraan, sekitar 30% lebih banyak unit daripada yang dilakukan oleh produsen kendaraan listrik (EV) konvensional.4 Bergantung pada bagaimana peraturan pemerintah yang diusulkan untuk sektor ini berjalan pada tahun 2019 dan seterusnya, penjualan dapat meningkat secara signifikan karena LSEV menembus lebih dalam ke pasar tingkat bawah di mana sepeda motor dan sepeda tetap menjadi alat transportasi yang umum, serta ke daerah perkotaan yang semakin padat di mana ruang menjadi premium dan banyak penduduk masih tidak mampu membeli kendaraan yang lebih besar.
Kendaraan listrik (LSEV) baru terjual dalam skala besar—artinya lebih dari 1 juta unit per tahun—selama beberapa tahun, sehingga belum jelas apakah pemiliknya pada akhirnya akan beralih ke kendaraan yang lebih besar dan berbahan bakar bensin. Namun, jika kendaraan seukuran mobil golf ini membantu mengondisikan pemiliknya untuk lebih menyukai penggerak listrik dan menjadi barang yang akan terus digunakan konsumen dalam jangka panjang, konsekuensi permintaan bensin bisa signifikan. Ketika konsumen beralih dari sepeda motor ke mobil berbahan bakar bensin, penggunaan bahan bakar pribadi mereka kemungkinan akan melonjak hampir satu kali lipat atau lebih. Bagi mereka yang menggunakan sepeda atau e-bike, lonjakan konsumsi bahan bakar pribadi akan lebih signifikan lagi.
Waktu posting: 16-Jan-2023